rasta one love | Members area : Register | Sign in

perbedaan REGGAE dan RASTA

Minggu, 19 Februari 2012



Reggae dan rasta

Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life," ujar Ras Muhamad (23), pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan," ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari," papar Ras.

Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut rasta.

Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. "Misalnya waktu saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari," ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.
Pemusik Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu.
Namun, meski tidak memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae (dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.

Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang mengaku musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada "berdamai". "Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil," tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganja.
Sementara Steven mengaku dirinya menjadi lebih bijak dalam memandang hidup sejak menggeluti musik reggae. Musik reggae, terutama yang dipopulerkan Bob Marley, menurut Steven, mengajarkan perdamaian, keadilan, dan antikekerasan. "Jadi kami memberontak terhadap ketidakadilan, tetapi tidak antikemapanan. Kalau reggae tumbuh, maka di Indonesia tidak akan ada perang. Indonesia akan tersenyum dengan reggae," ujar Steven mantap.

Sila dan Joni dari Bali menegaskan, seorang rasta sejati tidak harus identik dengan penampilan ala Bob Marley. "Rasta sejati itu ada di dalam hati," tandas Sila sambil mengepalkan tangan kanan untuk menepuk dadanya.

Sejarah Musik Reggae



Musik Reggae
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.
Jamaika
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.
Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.
Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.
Musik reggae, sebutan rastaman, telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastaman menjadi sebuah identitas komunal kelompok social tertentu. Tinggal bagaimana para pengamat social dan juga para anggota komunitas itu memahami diri dan kultur yang dipilihnya, agar tidak terjadi penafsiran keliru yang berbahaya bagi mereka. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.
Sebuah lagu dari “Peter Tosh” (nama aslinya Peter McIntosh), pentolan The Wairles yang akhirnya bersolo karier. Dalam lagu ini, Peter Tosh menyatakan dukungannya dan tuntutannya untuk melegalkan ganja. Karena lagu ini, ia sempat ditangkap dan disiksa polisi Jamaika.
Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut “Burru” yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut “talking drums” (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat “bop”. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian “skankin” pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady” yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
“Reggae & Rasta”
Bob Marley tentunya adalah bimtang musik “dunia ketiga” pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya “The Harder they Come” pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.
“Apa sih Reggae”
Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang ‘berkotbah’ dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya. “Reg-ay” bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang ‘dibalik’ dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika - Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi ‘lubang - lubang’ iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.
“Tidak asli Jamaika”
Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.
“It’s Influences”
Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya ‘Dancehall’ Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar biasa.Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.
> dari berbagai sumber.

Bob Marley - Collection (18CD Album) (1970-2009)

Bob Marley - Collection (18CD Album) (1970-2009)

Track List:

CD-01. Soul Rebels / 01:02:42 / 146,67 MB
01. Soul Rebel
02. Try Me
03. It's Alright
04. No Sympathy
05. My Cup
06. Soul Almighty
07. Rebel's Hop
08. Corner Stone
09. Four Hundred Years
10. No Water
11. Reaction
12. My Sympathy
13. Dreamland
14. Dreamland Version
15. Dracula
16. Soul Rebel Version 4
17. Version Of Cup
18. Zig Zag
19. Jah Is Mighty
20. Brand New Second Hand
21. Brand New Second Hand Version
22. Downpresser

CD-02. Soul Revolution Part II / 00:40:31 / 100,84 MB
01. Keep On Moving
02. Don't Rock My Boat
03. Put It On
04. Fussing & Fighting
05. Duppy Conqueror V/4
06. Memphis
07. Riding High
08. Kaya
09. African Herbsman
10. Stand Alone
11. Sun Is Shining
12. Brain Washing
13. Kaya (Alternate Take)
14. Duppy Conqueror (Alternate Take)

CD-03. Soul Revolution / 00:41:14 / 95,98 MB
01. Keep On Moving
02. Don't Rock My Boat
03. Put It On
04. Fussing And Fighting
05. Duppy Conqueror
06. Memphis
07. Soul Rebel
08. Riding High
09. Kaya
10. African Herbsman
11. Stand Alone
12. Sun Is Shining
13. Brain Washing
14. Mr. Brown

CD-04. The Best Of / 00:31:15 / 73,56 MB
01. Soul Shakedown Party
02. Stop That Train
03. Caution
04. Soul Captives
05. Go Tell It On The Mountain
06. Can't You See
07. Soon Come
08. Cheer Up
09. Back Out
10. Do It Twice
11. Soon Come (Version)
12. Soul Shakedown Party (Version)

CD-05. Burnin' / 00:55:52 / 137,76 MB
01. Get Up, Stand Up
02. Hallelujah Time
03. I Shot The Sheriff
04. Burnin' And Lootin'
05. Put It On
06. Small Axe
07. Pass It On
08. Duppy Conqueror
09. One Foundation
10. Rasta Man Chant
11. Reincarnated Souls
12. No Sympathy
13. The Oppressed Song
14. Get Up, Stand Up (Unreleased Alternate Take)
15. Get Up, Stand Up (Unreleased Single Version)

CD-06. Burnin' / 01:19:49 / 190,54 MB
01. Duppy Conqueror
02. Slave Driver
03. Burnin' And Lootin'
04. Can't Blame The Youth
05. Stop That Train
06. Midnight Ravers
07. No More Trouble
08. Kinky Reggae
09. Get Up, Stand Up
10. Stir It Up
11. Put It On
12. Lively Up Yourself

CD-07. Catch A Fire / 00:44:23 / 108,48 MB
01. Concrete Jungle
02. Stir It Up
03. High Tide Or Low Tide
04. Stop That Train
05. 400 Years
06. Baby We've Got A Date (Rock It Baby)
07. Midnight Ravers
08. All Day All Night
09. Slave Driver
10. Kinky Reggae
11. No More Trouble

CD-08. Catch A Fire / 00:36:16 / 88,65 MB
01. Concrete Jungle
02. Slave Driver
03. 400 Years
04. Stop That Train
05. Baby We've Got A Date (Rock It Baby)
06. Stir It Up
07. Kinky Reggae
08. No More Trouble
09. Midnight Ravers

CD-09. Natty Dread / 00:42:09 / 102,81 MB
01. Lively Up Yourself
02. No Woman, No Cry
03. Them Belly Full (But We Hungry)
04. Rebel Music (3 O'clock Roadblock)
05. So Jah Seh
06. Natty Dread
07. Bend Down Low
08. Talkin' Blues
09. Revolution
10. Am-A-Do

CD-10. Rasta Revolution / 00:37:18 / 87,04 MB
01. Mr. Brown
02. Soul Rebel
03. Try Me
04. It's Alright
05. No Sympathy
06. My Cup
07. Duppy Conqueror
08. Rebel's Hop
09. Corner Stone
10. 400 Years
11. No Water
12. Reaction
13. Soul Almighty

CD-11. Rastaman Vibration / 01:07:29 / 167,66 MB
01. Positive Vibration
02. Roots, Rock, Reggae
03. Johnny Was
04. Cry To Me
05. Want More
06. Crazy Baldhead
07. Who The Cap Fit
08. Night Shift
09. War
10. Rat Race
11. Jah Live (Original Mix)
12. Concrete
13. Roots, Rock, Reggae (Unreleased Single Mix)
14. Roots, Rock, Dub (Unreleased Single Dub Mix)
15. Want More (Unreleased Alternate Album Mix)
16. Crazy Baldhead (Unreleased Alternate Album Mix)
17. War (Unreleased Alternate Album Mix)
18. Johnny Was (Unreleased Alternate Album Mix)

CD-12. Rastaman Vibration / 01:08:08 / 177,79 MB
01. Introduction
02. Trenchtown Rock
03. Burnin' & Lootin'
04. Them Belly Full (But We Hungry)
05. Rebel Music (3 O'clock Roadblock)
06. I Shot The Sheriff
07. Want More
08. No Woman No Cry
09. Lively Up Yourself
10. Roots, Rock, Reggae
11. Rat Race
12. Smile Jamaica (Part One)
13. Smile Jamaica (Part Two)
14. Smile Jamaica (Part Two)

CD-13. Exodus / 00:58:10 / 139,47 MB
01. Natural Mystic
02. So Much Things To Say
03. Guiltiness
04. The Heathen
05. Exodus
06. Jamming
07. Waiting In Vain
08. Turn Your Lights Down Low
09. Three Little Birds
10. One Love/People Get Ready
11. Roots (B-Side Of "Waiting In Vain" Single)
12. Waiting In Vain (Alternate Version, Previously Unreleased)
13. Jamming (Long Version, A-Side Of 12" Single)
14. Jamming (Version, Previously Unreleased)
15. Exodus (Version, B-Side Of "Exodus" Single)

CD-14. Exodus / 01:17:02 / 184,40 MB
01. The Heathen (Previously Unreleased)
02. Crazy Baldhead/Running Away (Previously Unreleased)
03. War/No More Trouble (Prevoiusly Unreleased)
04. Jamming (Previously Unreleased)
05. Exodus (Previously Unreleased)
06. Punky Reggae Party (A-Side Of Jamaican 12" Single)
07. Punky Reggae Party (Dub, B-Side Of Jamaican 12" Single)
08. Keep On Moving (Previously Unreleased Original Mix)
09. Keep On Moving (Dub, Previously Unreleased Original Mix)
10. Exodus Advertisement
11. Exodus Advertisement

CD-15. Kaya / 00:42:22 / 103,35 MB
01. Easy Skanking
02. Kaya
03. Is This Love
04. Sun Is Shining
05. Satisfy My Soul
06. She's Gone
07. Misty Morning
08. Crisis
09. Running Away
10. Time Will Tell
11. Smile Jamaica (Alt. Version)

CD-16. Survival / 00:44:37 / 108,01 MB
01. So Much Trouble In The World
02. Zimbabwe
03. Top Rankin'
04. Babylon System
05. Survival
06. Africa Unite
07. One Drop
08. Ride Natty Ride
09. Ambush In The Night
10. Wake Up And Live (Marley/Davis)
11. Ride Natty Ride (12" Mix)

CD-17. Uprising / 00:46:33 / 110,31 MB
01. Coming In From The Cold
02. Real Situation
03. Bad Card
04. We And Dem
05. Work
06. Zion Train
07. Pimper's Paradise
08. Could You Be Loved
09. Forever Loving Jah
10. Redemption Song
11. Redemption Song [Band Version]
12. Could You Be Loved (12'' Mix)

CD-18. Confrontation / 00:45:33 / 110,16 MB
01. Chant Down Babylon
02. Buffalo Soldier
03. Jump Nyabinghi
04. Mix Up, Mix Up
05. Give Thanks And Praises
06. Blackman Redemption
07. Trench Town
08. Stiff Necked Fools
09. I Know
10. Rastaman Live Up!
11. Buffalo Soldier (12" Mix)

Download Links :


rastaonelove

Sabtu, 18 Februari 2012

rastaonelove

Categories

 

Follow This Blog

Poll